Listrik Tak Selalu Solusi
Meski sejumlah produsen mengklaim bahwa dua dari lima SUV baru mereka beremisi nol, riset International Council on Clean Transportation mengungkap bahwa kendaraan hibrida SUV hanya menggunakan mode listrik untuk sekitar 30% jarak tempuhnya. Artinya, sisa perjalanan tetap menghasilkan emisi karbon yang signifikan.
Kemunduran dalam Transisi Energi
Menurut IEA, tren menuju kendaraan yang lebih besar dan berat seperti SUV telah mengimbangi kemajuan efisiensi energi yang dicapai sektor transportasi dalam dekade terakhir.
Parlemen Inggris pun mencatat dalam laporan 2024 bahwa SUV menjadi hambatan utama dalam strategi dekarbonisasi transportasi nasional.
Masa Depan Mobilitas: Antara Inovasi dan Edukasi
Kendati produsen terus mengembangkan SUV listrik, transisi belum cukup cepat untuk mengejar target iklim global. Dibutuhkan upaya kolektif—baik dari pembuat kebijakan, industri, maupun konsumen—untuk mengubah arah tren dan memilih kendaraan yang tidak hanya nyaman, tapi juga lestari.
“Tren SUV adalah gambaran nyata dilema kita hari ini,” ujar James Nix dari Transport and Environment. “Kita ingin kenyamanan tanpa mengorbankan lingkungan, tapi belum siap untuk mengubah kebiasaan.”
Tantangan Besar di Jalan Raya Masa Depan
Saat ini, pilihan konsumen masih menjadi faktor penentu arah industri otomotif. Namun dengan suhu global yang terus naik dan emisi yang kian sulit dikendalikan, pertanyaan besarnya bukan lagi apakah kita bisa berubah—tetapi seberapa cepat kita mampu mengubahnya sebelum semuanya terlambat.