Dampak Ekonomi: Inflasi dan Pemutusan Hubungan Kerja
Efek kebijakan tarif juga mulai terasa pada kondisi ekonomi makro:
- General Motors (GM) menarik proyeksi tahunan mereka.
- UPS melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 20.000 karyawan.
- Perusahaan besar lainnya, seperti Kraft Heinz dan Electrolux, melaporkan hambatan operasional akibat tarif.
Menurut data, sekitar 40 perusahaan global telah menarik atau menurunkan panduan keuangan mereka hanya dalam dua minggu pertama laporan keuangan Q1 2025.
Reaksi Pasar: Optimisme yang Rapuh
Pasar saham menunjukkan respons moderat terhadap kebijakan baru ini:
- Indeks S&P 500 mencatat kenaikan 0,6%, didorong oleh optimisme terhadap kesepakatan dagang bilateral yang diupayakan pemerintahan Trump.
- Namun, survei Reuters/Ipsos mencatat tingkat persetujuan Trump dalam bidang ekonomi turun ke 36%, terendah sepanjang masa jabatan keduanya.
Kesepakatan Dagang Baru: Peluang atau Risiko?
Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, mengumumkan kesepakatan dagang bilateral yang bertujuan mengurangi tarif timbal balik. Meskipun negara mitra belum diumumkan, Trump optimis bahwa India akan menjadi mitra strategis.
“India tampaknya bergerak ke arah yang benar. Saya pikir kita akan mencapai kesepakatan,” ujar Trump.
Masa Depan Kebijakan Tarif
Kebijakan tarif otomotif Trump menunjukkan ambisi besar untuk melindungi industri domestik. Namun, dampak ketidakpastian yang berkepanjangan berpotensi merugikan ekonomi global. Dengan proyeksi pertumbuhan PDB kuartal pertama hanya 0,3%, pemerintah menghadapi tantangan besar untuk menyeimbangkan kebijakan proteksionis dengan kebutuhan pasar.