WASHINGTON/DETROIT, (LA) – Kebijakan perdagangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memicu perdebatan setelah ia menandatangani dua perintah eksekutif untuk meredam dampak tarif otomotif yang kontroversial. Langkah ini diambil saat kritik terhadap kebijakan ekonominya meningkat menjelang hari ke-100 masa jabatan keduanya.
Berikut analisis mendalam mengenai implikasi kebijakan ini terhadap sektor otomotif domestik dan global, serta ekonomi makro Amerika Serikat.
Penyesuaian Tarif: Solusi atau Penundaan Masalah?
Trump memperkenalkan kebijakan baru untuk memberikan kelonggaran kepada produsen otomotif:
- Kandungan Domestik: Produsen diberi waktu dua tahun untuk meningkatkan kandungan komponen domestik dalam kendaraan rakitan dalam negeri.
- Kompensasi Tarif: Produsen dapat mengimbangi tarif dengan ketentuan:
- 3,75% dari MSRP kendaraan hingga April 2026.
- 2,5% dari total produksi domestik hingga April 2027.
Namun, kebijakan ini muncul setelah penerapan tarif 25% atas suku cadang dan kendaraan impor yang memicu kekhawatiran akan dampak negatif pada jaringan produksi otomotif Amerika Utara yang terintegrasi.
Respons Industri: Kebutuhan akan Kepastian
Langkah Trump mendapat tanggapan beragam dari industri:
- Kelompok Autos Drive America menyambut baik kelonggaran ini, tetapi menekankan pentingnya stabilitas jangka panjang.
- Candace Laing, Presiden Kamar Dagang Kanada, menyatakan:
“Ini adalah langkah awal, tetapi yang dibutuhkan industri adalah kepastian, bukan ketidakpastian yang berkepanjangan.”
Ketidakpastian akibat kebijakan ini telah memperlambat investasi dan mengganggu rantai pasok lintas negara, sehingga menghambat perencanaan industri dalam jangka panjang.