JAKARTA, (LA) – Pemerhati pertahanan dan keamanan menilai satu tahun kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menunjukkan kemajuan nyata di sektor pertahanan dan keamanan nasional.
Perubahan itu terlihat dari semakin kuatnya postur pertahanan di daerah rawan serta integrasi sistem pertahanan dan keamanan secara nasional.
“Bukan sekadar pembelian alat utama sistem senjata (alutsista) atau manuver simbolik. Ada perubahan mendasar yang dilakukan, termasuk penyusunan panduan pertahanan nasional,” ujar Khairul Fahmi, pengamat pertahanan dan keamanan dari Institute for Security and Strategic Studies (ISSES), dalam wawancara bersama Pro3 RRI, Selasa (21/10/2025).
Menurut Khairul Fahmi, sektor pertahanan kini semakin menonjol karena berhasil dipadukan dengan diplomasi internasional. Indonesia dinilai semakin aktif dalam operasi kemanusiaan global dan berbagai inisiatif perdamaian internasional.
“Kita tidak hanya menunjukkan otot, tetapi juga kesiapan yang fokus dan serius. Pemerintah lebih berupaya memperkuat apa yang sudah dijalankan,” ujarnya.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan (Kemhan) menilai tahun pertama pemerintahan Prabowo-Gibran merupakan periode penting dalam memperkuat kemampuan pertahanan nasional. Langkah itu berlandaskan visi menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang kuat, mandiri, dan bermartabat.
“Kebijakan pertahanan nasional diarahkan pada empat fokus utama: memperkuat persatuan bangsa dan sistem pertahanan semesta, meningkatkan kekuatan militer, mengembangkan industri pertahanan dalam negeri, serta memperluas kemitraan strategis dan diplomasi pertahanan,” jelas Kepala Biro Informasi Pertahanan Sekretariat Jenderal Kemhan, Brigjen TNI Frega Wenas.
