Ketekunan membawanya menapaki jenjang karier hingga menjadi kepala divisi personal banker, sebelum akhirnya hijrah ke Bank Mega. Titik baliknya terjadi saat CT Corp mengakuisisi Garuda Indonesia, yang membawanya masuk ke industri aviasi. Di maskapai pelat merah itu, ia menduduki posisi strategis sebagai Komisaris (2014–2019) dan Wakil Direktur Utama (2020–2021).
Puncak keahliannya dalam mengelola aset negara terbukti saat ia ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney) dari 2021 hingga 2024. Di bawah kepemimpinannya, holding BUMN pariwisata ini mengintegrasikan berbagai entitas, dari bandara hingga destinasi wisata, menjadi satu kekuatan ekonomi.
Tantangan Berat dan Ekspektasi Publik
Kini, sebagai Plt Menteri BUMN, Dony mewarisi tugas berat. Publik menantikan gebrakan cepat dalam melanjutkan agenda reformasi dan restrukturisasi BUMN yang menjadi prioritas pemerintah. Tantangannya tidak hanya soal meningkatkan profitabilitas, tetapi juga efisiensi dan transparansi perusahaan negara.
Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2024, Dony Oskaria tercatat memiliki total kekayaan bersih senilai Rp33,5 miliar. Hartanya didominasi oleh aset tanah dan bangunan (Rp19,8 miliar) serta surat berharga (Rp14,9 miliar), meski ia juga melaporkan utang sebesar Rp15,5 miliar.
“Penunjukan Dony adalah sinyal bahwa Presiden Prabowo membutuhkan eksekutor yang paham seluk-beluk korporasi secara mendalam, bukan hanya figur politis,” ungkap seorang analis BUMN saat dimintai pandangan. “Pengalamannya yang beragam, dari perbankan, aviasi, hingga hiburan, menjadi modal unik. Namun, tantangan di Kementerian BUMN jelas berbeda skala dan kompleksitasnya.”