Nasional

Menteri PPPA: Luka Batin Perempuan Pascabencana Lebih Dalam, Pendampingan Harus Jangka Panjang

Literasi
40
×

Menteri PPPA: Luka Batin Perempuan Pascabencana Lebih Dalam, Pendampingan Harus Jangka Panjang

Sebarkan artikel ini
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi (tengah) saat diwawancarai di Jakarta. (Foto: Humas Kementerian PPPA)

“Pemerintah Indonesia bergerak cepat mengantisipasi semua ini dan bantuan ke daerah-daerah terisolir bahkan dikirim melalui helikopter. Kami juga fokus pada kebutuhan spesifik perempuan dan anak, karena perempuan dan anak memiliki kebutuhan yang berbeda dengan korban yang lain,” tegas Arifah.

Pemerintah Pastikan Bantuan Menjangkau Daerah Terisolir

Arifah menuturkan, pemerintah pusat terus berupaya memastikan bantuan logistik, layanan kesehatan, dan dukungan psikososial menjangkau wilayah-wilayah yang sulit diakses. Pengiriman bantuan melalui udara menjadi salah satu solusi agar korban di daerah terisolir tidak tertinggal dalam proses penanganan.

BNPB: 836 Korban Meninggal, Ribuan Luka dan Hilang

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terkini terkait dampak banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, melaporkan bahwa jumlah korban jiwa masih terus bertambah.

“Cut off per pukul 16.00 WIB saya laporkan bahwa hingga sore ini untuk jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 836 jiwa. Kemudian untuk jumlah korban hilang 518 orang dan jumlah korban terluka 2.700 orang,” ujar Abdul dalam konferensi pers, Kamis (4/12/2025).

Tantangan Pemulihan: Bukan Hanya Fisik, tapi Juga Psikologis

Dengan tingginya angka korban serta luasnya wilayah terdampak, proses pemulihan dipastikan tidak hanya berfokus pada perbaikan infrastruktur dan hunian, tetapi juga pada pemulihan mental dan emosional para penyintas.

Tinggalkan Balasan