Pihak penyelenggara memilih format mimbar bebas ketimbang diskusi atau syukuran. Hal ini mengacu pada semangat sejarah May Day yang lahir dari aksi demonstrasi besar-besaran buruh di Chicago tahun 1886, yang menuntut jam kerja layak.
“Kami ingin kembali menghidupkan semangat itu, bahwa jalanan adalah tempat rakyat bersuara ketika ruang formal tertutup,” tegasnya.
Ketua FIKR menjelaskan bahwa kolaborasi ini adalah strategi membangun kekuatan rakyat di perbatasan demi mewujudkan keadilan sosial. “Dengan bersatu, suara kami lebih kuat. Kami ingin menunjukkan bahwa rakyat kecil bukan massa pasif.”
Menanggapi pertanyaan soal peran FIKR sebagai ormas dalam peringatan Hari Buruh, mereka menegaskan bahwa tidak ada larangan hukum yang menghalangi partisipasi masyarakat sipil. “Jika pemerintah dan pengusaha boleh merayakan kegiatan,tentunya Individu, kelompok masyarakat bahkan organisasi masyarakat juga boleh merayakan,” ujar perwakilan FIKR.
Selain itu,panitia telah mengirim surat pemberitahuan aksi ke Polda Kaltara sejak 22 April. Koordinasi sesuai regulasi terus dilakukan untuk menjaga aksi tetap damai dan kondusif.pihak kepolisianpun menyatakan akan mengawal dengan menurunkan personel pengamanan sesuai prosedur pengamanan aksi terbuka
Diketahui,pihak penyelenggara menyebutkan data pada BPS 2024, jumlah buruh di Kaltara mencapai sekitar 239 ribu orang, petani 59 ribu, nelayan 11 ribu, mahasiswa 12 ribu, dan warga miskin sekitar 41 ribu. Komunitas adat di wilayah ini diperkirakan mencapai 200 ribu jiwa. Secara total, sekitar 550 ribu orang atau 70% dari populasi Kaltara termasuk dalam kategori “rakyat kecil” yang akan diwakilkan suaranya di mimbar terbuka yang jatu pada 1 Mei 2025 di tugu cinta damai kota tanjung Selor.














