Bangkok, (LA) — Momen kemenangan atlet skateboard Indonesia, Basral Graito, di SEA Games 2025 jadi sorotan warganet. Bukan cuma karena Basral sukses mengunci medali emas, tapi juga karena ada adegan yang bikin banyak orang meleleh: pelatih Malaysia, Mariss Khan, memeluk Basral setelah trik penentunya berhasil.
Aksi itu sempat viral karena biasanya rival di arena ya fokus ke tim masing-masing. Tapi menurut Anthony Adam, pelatih Tim Skateboard Indonesia, momen seperti itu justru wajar dalam dunia skateboard.
“Kami satu komunitas”
Anthony menjelaskan, skateboard punya budaya yang beda dibanding banyak cabang olahraga lain. Meski di pertandingan semua membawa nama negara, hubungan antaratlet dan pelatih lintas negara tetap dekat karena mereka berada di “circle” yang sama.
Ia menggambarkan, saat event internasional—termasuk kejuaraan dunia—para skateboarder dari berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Thailand, hingga Filipina sering ketemu, kumpul, dan menjaga relasi. Bahkan bukan cuma urusan pertemanan, tapi juga ada koneksi profesional seperti sponsor dan kerja sama lain.
Rival di arena, tetap solid di luar pertandingan
Menurut Anthony, perbedaan bendera bukan alasan untuk menahan apresiasi ketika ada yang berhasil. Karena itu, ia menilai pelukan dan selebrasi lintas negara adalah bentuk sportivitas dan bukti bahwa di skateboard, batas negara tidak memutus rasa saling dukung.
