Nasional

Dua Ton Sabu Digagalkan: Aboe Bakar Apresiasi Sinergi Lembaga dan Desak Pengusutan Jaringan Finansial

Literasi
12
×

Dua Ton Sabu Digagalkan: Aboe Bakar Apresiasi Sinergi Lembaga dan Desak Pengusutan Jaringan Finansial

Sebarkan artikel ini
Anggota DPR Habib Aboe memberi analisis terkait keberhasilan aparat menggagalkan penyelundupan 2 ton sabu (Foto: Humas DPR)

Jakarta, (LA) – Sebuah operasi gabungan antara Badan Narkotika Nasional (BNN), TNI, Bea Cukai, dan Polri berhasil menggagalkan penyelundupan dua ton narkotika jenis sabu. Keberhasilan ini bukan hanya menjadi rekor dalam sejarah pemberantasan narkoba di Indonesia, tetapi juga menjadi sorotan penting dalam upaya perlindungan generasi bangsa.

Apresiasi dari Wakil Rakyat

Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi PKS, Aboe Bakar Alhabsyi, menyampaikan apresiasi tinggi atas keberhasilan tersebut. Ia menyebutnya sebagai “tangkapan terbesar sepanjang sejarah”, sekaligus simbol kerja keras dan koordinasi yang solid antar institusi negara.

“Ini adalah buah dari sinergi luar biasa. Kita harus angkat topi untuk semua pihak yang terlibat,” ungkap Aboe dalam keterangan resminya di Jakarta.

Delapan Juta Jiwa Diselamatkan

Aboe menjelaskan bahwa dua ton sabu yang berhasil diamankan berpotensi menyelamatkan sekitar delapan juta jiwa dari ancaman penyalahgunaan narkotika. Setiap gram sabu yang disita, kata dia, adalah investasi bagi masa depan bangsa. “Ini bukan sekadar penangkapan, ini penyelamatan generasi,” tegasnya.

Pentingnya Pengembangan Kasus

Politikus PKS itu juga menekankan agar langkah penegakan hukum tidak berhenti pada penyitaan semata. Ia mendorong pengembangan kasus hingga menyentuh akar permasalahan.

“Perlu dilakukan investigasi lanjutan, terutama dalam hal transaksi keuangan yang mendukung pengiriman barang haram ini,” ujarnya.

Menelusuri Jaringan dan Aktor Intelektual

Lebih lanjut, Aboe mendesak aparat untuk menggali lebih dalam siapa saja pihak yang terlibat, baik dalam negeri maupun di luar negeri. Baginya, pemberantasan narkoba harus menyasar hingga ke lapisan sistem pendukung, termasuk para aktor intelektual yang mengatur pergerakan dari balik layar.

“Jangan biarkan para pengendali di balik layar lepas dari jerat hukum. Hancurkan sistemnya, bukan hanya pelaku lapangan,” kata Aboe dengan tegas.

Tinggalkan Balasan