Di sektor pangan, Indonesia mencatat surplus beras 4 juta ton dan kembali mengekspor beras serta jagung. Pemerintah membuka jutaan hektare sawah baru, menaikkan harga beli gabah menjadi Rp6.500/kg, dan menindak tegas penimbunan pangan.
Pendidikan juga menjadi prioritas. Pemerintah membangun 100 Sekolah Rakyat untuk keluarga miskin, menargetkan 200–300 sekolah per tahun, membentuk 20 Sekolah Unggul Garuda, 80 Garuda Transformasi, serta memperbanyak SMA Taruna Nusantara. “Kami juga menambah 148 prodi baru di 57 fakultas kedokteran, merenovasi 13.000 sekolah, dan 1.400 madrasah,” kata Presiden.
Dalam pemberdayaan ekonomi desa, pemerintah membentuk 80.000 koperasi untuk menekan harga kebutuhan pokok dan menggerakkan ekonomi lokal. Di sektor sumber daya alam, 3,1 juta hektare sawit ilegal sudah dikuasai kembali dan 1.063 tambang ilegal ditindak. “Tidak ada yang kebal hukum, termasuk pejabat atau anggota partai,” tegas Prabowo.
Pertahanan negara diperkuat dengan pembentukan 6 Kodam baru, 14 Koda Laut, 3 Koda Udara, dan unit pasukan khusus tambahan. “Doktrin kita adalah pertahanan rakyat semesta, dengan politik luar negeri bebas-aktif. Seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak,” ujarnya.
Menutup pidatonya, Presiden mengajak seluruh pihak untuk terus bekerja sama demi Indonesia yang lebih maju. “Kami ingin nelayan kita sejahtera, dan ini bukan mimpi. Ini kerja nyata,” pungkasnya.
sumber : kemenag.go.id