Jakarta, (LA) – Sebanyak 260 mahasiswa dan dosen Indonesia terpilih sebagai penerima beasiswa Erasmus+ 2025 dari Uni Eropa. Para penerima akan melanjutkan studi pascasarjana maupun mengikuti program pertukaran jangka pendek di berbagai universitas bergengsi di Eropa.
Dari total penerima, sebanyak 73 orang berhasil meraih beasiswa Erasmus Mundus Joint Master’s (EMJM), menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah penerima EMJM terbanyak ke-8 di dunia.
“Melalui Program Erasmus+, kami bangga berinvestasi untuk masa depan Indonesia,” ujar Thibaut Portevin, Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia, dalam acara Pra-Keberangkatan Penerima Beasiswa Erasmus+ yang digelar di Menara Astra, Jakarta, Sabtu (26/7/2025).
Thibaut menambahkan bahwa para penerima beasiswa ini bukan hanya duta intelektual, tetapi juga calon pemimpin masa depan dalam membangun dunia yang lebih hijau, inklusif, dan terdigitalisasi. Ia meyakini program ini akan semakin memperkuat hubungan strategis antara Indonesia dan Eropa, khususnya di bidang pendidikan dan kerja sama akademik.
Melalui program ini, para penerima beasiswa EMJM akan menempuh studi magister selama maksimal dua tahun, yang dilaksanakan di dua atau lebih negara anggota Uni Eropa. Sementara itu, 187 penerima lainnya akan mengikuti program pertukaran jangka pendek—baik untuk studi, mengajar, maupun pelatihan akademik di berbagai universitas Eropa.
Menariknya, program Erasmus+ juga bersifat timbal balik. Tahun ini, sebanyak 75 mahasiswa dan akademisi dari Eropa dijadwalkan datang ke Indonesia untuk belajar dan mengajar dalam skema yang sama.
Sejak diluncurkan pada tahun 2004, program Erasmus+ telah memberi manfaat kepada hampir 3.000 mahasiswa dan dosen Indonesia. Program ini terus menjadi salah satu pintu utama pengembangan kapasitas akademik dan pertukaran budaya antara kedua kawasan.
Dengan capaian ini, Indonesia menunjukkan posisi strategisnya dalam komunitas pendidikan global, sekaligus memperluas jejaring intelektual dan profesional generasi mudanya di tingkat internasional.