Budaya

City of Love : Perpaduan Sinema dan Teater, Sajikan Drama Cinta dengan Sentuhan Spektakuler

Literasi
38
×

City of Love : Perpaduan Sinema dan Teater, Sajikan Drama Cinta dengan Sentuhan Spektakuler

Sebarkan artikel ini
City of Love
Musikal Sinematik “CITY OF LOVE” dan digelar bertepatan di bulan kasih sayang tanggal 14, 15 dan 16 Februari 2025 di Plenarry Hall, Jakarta International Convention Center

Jakarta, (LA) – Warisan Budaya Indonesia (WBI) mempersembahkan musikal sinematik “City of Love”, sebuah pertunjukan megah yang digelar di Plenary Hall, Jakarta International Convention Center (JICC) pada 14-16 Februari 2025. Mengusung kisah cinta dramatis, pertunjukan ini menghadirkan kombinasi unik antara seni teater dan sinema, memberikan pengalaman imersif yang belum pernah ada sebelumnya.

Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, musikal ini mengisahkan perjalanan cinta Sandya dan Kala, sepasang kekasih yang harus menghadapi berbagai rintangan akibat konflik masa lalu orang tua mereka. Sebuah cerita penuh emosi, drama, dan keindahan visual, yang membawa penonton kembali ke era 1930-1950 dengan tata panggung yang memukau.

baca juga Parade Wastra Riau: Langkah Gemilang Mengangkat Budaya Lokal ke Kancah Internasional

Kolaborasi Spektakuler, Deretan Bintang Berbakat

Hanung Bramantyo tidak sendiri dalam proyek ambisius ini. Ia menggandeng Agus Noor sebagai kolaborator utama, dengan dukungan tim kreatif yang terdiri dari Tohpati sebagai penata musik, Titin Watimena sebagai penulis naskah, dan Taba Sanchabakhtiar sebagai pengarah artistik.

Para pemain yang terlibat pun tidak main-main. Devano, Maesha Kanna, dan Agatha Priscilla tampil sebagai pemeran utama, didukung oleh Marcel, Lukman Sardi, Andien, dan Aming yang menambah warna dalam cerita. Artis senior seperti Widyawati, Niniek L Karim, Marini, dan Yanti Airlangga juga turut berperan, sementara Reza Rahadian hadir sebagai kejutan istimewa di tengah pertunjukan.

Bagi Hanung Bramantyo, musikal ini menjadi momen kembalinya ke dunia teater yang pernah ditekuninya di Yogyakarta.

“Ini adalah drama musikal yang dekat dengan dunia saya, yaitu sinema. Maka lahirlah konsep ‘musikal sinematik’ yang menggabungkan dua medium berbeda,” ujar Hanung seperti yang dilansir dari laman metrotvnews.com.

Tinggalkan Balasan