Berita

Tradisi Malam Tujuh Likur: LAMR Riau Lestarikan Warisan Budaya Melayu

Literasi
26
×

Tradisi Malam Tujuh Likur: LAMR Riau Lestarikan Warisan Budaya Melayu

Sebarkan artikel ini
Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR, Datuk Seri H. Marjohan Yusuf.

Dalam sambutannya, Datuk Seri Taufik Ikram Jamil menekankan bahwa tradisi malam tujuh likur merupakan wujud syukur masyarakat Melayu. “Malam tujuh likur mengingatkan kita pada tradisi menyalakan lampu pelita di setiap rumah, yang berlanjut hingga akhir Ramadan, menyimbolkan kehadiran Lailatul Qadar,” jelasnya.

4. Islam sebagai Ruh Budaya Melayu

Datuk Seri Taufik juga menegaskan bahwa Islam adalah inti dari budaya Melayu. “Adat-istiadat Melayu tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Bahkan, masuk Islam kerap disebut masuk Melayu di kawasan ini,” katanya.

5. Penutup yang Khusyuk dan Bermakna

Acara diakhiri dengan penyalaan lampu colok dan salat tarawih bersama di Musholla As-Salam, LAMR Provinsi Riau. Perpaduan antara nilai-nilai Islam dan adat Melayu ini menjadi bukti nyata bagaimana masyarakat Melayu Riau melestarikan budaya dan tradisinya dengan penuh kesungguhan.

Melalui tradisi malam tujuh likur, LAMR Riau tidak hanya menjaga warisan budaya tetapi juga menyatukan masyarakat dalam kebersamaan dan kekhidmatan bulan suci Ramadan.

Tinggalkan Balasan