Pekanbaru, (LA) – Pengelolaan aset eks Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII di Riau kembali menjadi sorotan. Salah satu aset yang menjadi perhatian utama adalah Stadion Utama Riau, yang menelan biaya pembangunan hingga Rp1,2 triliun namun hingga kini belum terkelola optimal.
Stadion Utama Riau: Aset Besar, Beban Berat
Dilansir dari laman riaupos.co, Gubernur Riau, Abdul Wahid, menyatakan kekhawatirannya atas kondisi stadion yang berada di Jalan Naga Sakti, Pekanbaru ini.
“Biaya pembangunan Stadion Utama Riau ini mencapai Rp1,2 triliun, tapi sampai saat ini belum terkelola dengan baik,” ujarnya dalam Rapat Kerja Perangkat Daerah (RKPD) di Gedung Daerah Provinsi Riau, Jumat (2/5/2025).
Selain membutuhkan biaya perawatan tinggi, stadion ini dinilai menjadi beban bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Baca juga
Gubernur Riau Abdul Wahid: Mutasi Berbasis Kompetensi Demi Birokrasi Efektif
Pilihan Strategis: Penjualan atau Kerja Sama
Gubernur mengungkapkan, pihaknya telah mempertimbangkan untuk menjual stadion tersebut kepada investor swasta sebagai bagian dari strategi pemanfaatan aset.
“Saya sudah berpikir untuk menjual Stadion Utama. Beberapa sudah saya tawarkan ke investor, tapi memang belum ada yang berminat,” kata Wahid.
Meskipun belum ada investor yang menyatakan ketertarikan, Pemprov Riau juga membuka peluang kerja sama dalam bentuk lain, termasuk pengelolaan bersama yang tetap menjaga nilai aset.
“Kami sedang memikirkan aset mana saja yang bisa dimaksimalkan agar tidak jadi beban APBD. Untuk stadion utama, kami dorong bentuk kerja sama, yang penting nilai asetnya tidak berkurang,” tambahnya.