Berita

PSMTI Riau Gelar Festival Dragon Boat untuk Lestarikan Budaya Tionghoa

Literasi
9
×

PSMTI Riau Gelar Festival Dragon Boat untuk Lestarikan Budaya Tionghoa

Sebarkan artikel ini
Festival Dragon Boat 2025.
Muda-mudi Tionghoa belajar membuat bacang saat mengikuti kegiatan Festival Dragon Boat 2025 yang diselenggarakan oleh PSMTI Pekanbaru,

PEKANBARU (LA)– Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau terus berkomitmen melestarikan budaya Tionghoa, khususnya di kalangan generasi muda. Salah satu wujudnya adalah dengan menggelar edukasi budaya dalam rangka Festival Dragon Boat 2025.

Kegiatan ini berlangsung di Sekretariat PSMTI Riau, Jalan Setia Budi, Kamis (29/5/2025), dan dihadiri oleh Ketua PSMTI Riau Stephen Sanjaya, Ketua Harian PSMTI Riau Jailani Tan, Ketua PSMTI Pekanbaru Happy Subagio, serta pengurus PSMTI dari kabupaten/kota lainnya.

BACA JUGA Gubri Dorong Replanting Kelapa untuk Percepat Hilirisasi dan Perbaiki Ekosistem Perkebunan di Riau

Dalam acara tersebut, peserta dari berbagai komunitas seperti PSMTI Riau, PSMTI Pekanbaru, PSMTI Kampar, Didi Meimei Riau, Koko Meimei Riau, dan Wisdom Community mendapatkan pengetahuan mengenai sejarah dan makna dari Festival Dragon Boat, yang juga dikenal sebagai Festival Bacang.

Tak hanya itu, para peserta juga diajak mempraktikkan langsung pembuatan kue bacang – makanan khas dari festival ini – yang terdiri dari beras ketan dan berbagai isian seperti daging dan sayuran yang telah disesuaikan dengan cita rasa lokal.

Ketua PSMTI Riau, Stephen Sanjaya, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan tersebut. Ia menilai pelestarian tradisi ini penting agar generasi muda tetap terhubung dengan akar budaya mereka.

“Festival ini adalah warisan budaya yang harus dikenal dan dijaga oleh generasi muda Tionghoa di Riau. Kami sangat mendukung, dan berharap nilai-nilai serta sejarah yang diwariskan para tetua dapat terus diteruskan,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua PSMTI Pekanbaru, Happy Subagio, menjelaskan bahwa Duan Wu Jie atau Festival Perahu Naga merupakan salah satu hari besar dalam kalender tradisional Tionghoa, yang dirayakan setiap tanggal 5 bulan ke-5 dalam penanggalan Imlek. Di Indonesia, perayaan ini lebih dikenal dengan nama Peh Cun atau Hari Sembahyang Bacang.

“Sebagai organisasi yang fokus pada pelestarian budaya Tionghoa, kami menyasar generasi muda sebagai pewaris budaya ini, khususnya yang berada di Pekanbaru,” ucapnya.

Happy menambahkan, dalam kegiatan ini para muda-mudi Tionghoa diajarkan cara membuat bacang secara langsung oleh anggota PSMTI Pekanbaru, Tuti dan Yulisti.

“Kami menyiapkan 200 porsi bacang, namun antusias masyarakat begitu tinggi hingga jumlah tersebut terasa kurang. Maka kami langsung adakan pelatihan di lokasi, agar hasil buatan para peserta bisa langsung dinikmati setelah matang,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan