Berita

Kondisi Paus Fransiskus Membaik, Vatikan: Hasil Rontgen Konfirmasi Perbaikan

Literasi
5
×

Kondisi Paus Fransiskus Membaik, Vatikan: Hasil Rontgen Konfirmasi Perbaikan

Sebarkan artikel ini
Kondisi Paus
Arsip - Paus Fransiskus/ANTARA/Anadolu/py.

Jenewa, (LA) – Paus Fransiskus dikabarkan dalam kondisi stabil dengan tanda-tanda pemulihan yang semakin baik dalam beberapa hari terakhir. Pernyataan ini disampaikan oleh Vatikan pada Rabu (12/3), yang mengonfirmasi hasil rontgen menunjukkan perbaikan kondisi kesehatan Paus.

“Kondisi klinis Bapa Suci (Paus) tetap stabil dalam konteks gambaran medis yang secara keseluruhan kompleks. Rontgen dada yang dilakukan kemarin secara radiologis mengonfirmasi adanya perbaikan yang telah diamati dalam beberapa hari sebelumnya,” demikian pernyataan resmi Vatikan.

Sejak 14 Februari, Paus Fransiskus menjalani perawatan di Rumah Sakit Gemelli, Roma. Ia mendapatkan terapi oksigen aliran tinggi pada siang hari serta ventilasi mekanis non-invasif saat malam. Meski mengalami tantangan kesehatan, pemulihannya menunjukkan perkembangan positif.

Baca juga

Kondisi Kesehatan Paus Fransiskus Memburuk, Umat Katolik Berdoa untuk Pemulihannya

Riwayat Kesehatan dan Tantangan yang Dihadapi

Kesehatan Paus Fransiskus yang kini berusia 88 tahun telah mengalami berbagai tantangan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2022, ia membatalkan kunjungannya ke Afrika akibat masalah pada lutut, yang membuatnya harus menggunakan tongkat dan kursi roda.

Pada 2023, ia sempat dirawat di rumah sakit karena infeksi pernapasan dan menjalani operasi untuk mengatasi hernia. Awal tahun ini, Vatikan juga melaporkan bahwa Paus mengalami cedera ringan di lengan kanan setelah terjatuh di kediamannya.

Namun, kondisi kesehatannya yang membaik saat ini memberikan harapan bagi umat Katolik di seluruh dunia. Banyak yang berharap pemimpin tertinggi Gereja Katolik ini dapat segera pulih sepenuhnya.

Perjalanan Hidup dan Dedikasi Paus Fransiskus

Paus Fransiskus lahir di Argentina pada 1936 dan telah menghadapi berbagai tantangan kesehatan sejak muda. Pada usia 21 tahun, ia menjalani operasi pengangkatan sebagian paru-parunya akibat pneumonia yang mengancam jiwa. Pengalaman ini menginspirasinya untuk bergabung dengan Serikat Yesus (Jesuit) dan akhirnya terpilih sebagai pemimpin Gereja Katolik pada 13 Maret 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI.

Tinggalkan Balasan