SIDOARJO (LA) – Proses evakuasi korban ambruknya bangunan mushala Pondok Pesantren Al Khoziny di Desa Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, memasuki hari kedua pada Selasa (30/9/2025). Insiden yang terjadi Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB itu menyisakan kecemasan mendalam bagi keluarga korban yang masih menunggu kabar anak-anak mereka.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak, yang meninjau lokasi untuk kedua kalinya, menjelaskan proses evakuasi dilakukan dengan sangat hati-hati meski dua alat berat telah disiagakan. “Kerja ini luar biasa sulit, area sangat sempit dan berbahaya karena potongan pelat baja yang bisa membahayakan tim evakuasi,” ujar Emil.
Dari lima titik akses penyelamatan, tim berhasil mengidentifikasi 11 korban tambahan yang masih terperangkap. “Satu korban bahkan sudah bisa kami beri makanan dari dalam reruntuhan,” tambah Emil.
Bupati Sidoarjo, Subandi, menegaskan seluruh biaya pengobatan korban akan ditanggung pemerintah daerah. “Tidak perlu ada kekhawatiran dari keluarga, seluruh biaya pengobatan akan kami tanggung,” ujarnya. Saat ini telah dikonfirmasi tiga korban meninggal dunia, sementara 52 korban lainnya sempat dirawat di RS Islam Siti Hajar.
Data Korban (per 30/9/2025):
· Meninggal dunia: 3 orang
· Dirawat di RS Siti Hajar: 52 orang (40 telah dipulangkan, 10 rawat inap, 1 rujuk, 1 meninggal)
· Masih terperangkap: 11 orang
· Tim evakuasi: Ratusan personel gabungan
Di posko keselamatan, suasana haru dan cemas terlihat jelas. Shadiq (57) telah menunggu sejak Senin malam untuk mendapatkan kabar cucunya, Muhammad Azam Habibi, santri kelas VIII SMP. “Saya mendengar kabar ini justru dari radio, bukan dari ponpes,” ujanya dengan wajah lelah.