Pekanbaru, (LA) – Setiap tanggal 24 April, Indonesia memperingati Hari Angkutan Nasional, sebuah refleksi atas pentingnya peran transportasi darat, laut, dan udara dalam kehidupan masyarakat. Salah satu aktor utama dalam sejarah angkutan darat adalah Perum DAMRI, yang telah melewati perjalanan panjang sejak masa penjajahan hingga era modern.
Sejarah Berdirinya DAMRI: Dari Jawa Unyu Zidousha hingga BUMN
Awal perjalanan DAMRI dimulai pada tahun 1943, ketika lembaga bernama Jawa Unyu Zidousha dan Zidousha Sokyoku didirikan di masa pendudukan Jepang. Setelah kemerdekaan, lembaga ini berevolusi menjadi Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (DAMRI) dan resmi bergabung dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada tahun 1961.
Dalam perjalanannya, DAMRI terus menambah armada baru dan memperbarui layanan untuk memenuhi kebutuhan transportasi rakyat.
Transformasi Besar-Besaran: Inovasi Armada dan Layanan
Inovasi Armada Modern (2019)
Pada 2019, DAMRI melakukan transformasi besar. Logo baru diperkenalkan sebagai simbol semangat pembaruan, sementara layanan pelanggan diperkuat dengan armada modern dan inovasi bisnis.
Dukung Acara Nasional dan Isu Sosial
- KTT G20 di Bali (2022): DAMRI menjadi salah satu transportasi resmi untuk perhelatan internasional ini.
- Bus Khusus Perempuan (2023): Sebagai dukungan terhadap isu kesetaraan gender, DAMRI meluncurkan bus khusus perempuan, yang mendapatkan respons positif dari masyarakat.
Peluncuran Armada Ramah Lingkungan
Dalam upaya mendukung keberlanjutan, DAMRI mulai mengoperasikan Bus Listrik sejak 2023. Bus ini melayani rute Pemuda Merdeka – Bundaran Senayan sebagai bagian dari jalur Transjakarta.