Selanjutnya saat ini sedang diajukan sebagai pahlawan nasional, Sultan Siak II bernama Sultan Muhammad Abdul Jalil Jalaluddin Syah atau Tengku Buwang Asmara, dia merupakan putra kedua Raja Kecik. Tengku Buwang Asmara bertarung dengan penjajah di Selat Guntung, sekarang Kecamatan Sabak Auh. Peperangan yang heroik menjadi cacatan sejarah atas perjuangan Tengku Buwang Asmara yang makamnya berada di Kelurahan Sungai Mempura, Kecamatan Mempura, Kabupaten Siak.
‘’Kita patut berbangga dan ini menjadi inspirasi dan penyemangat untuk menjaga Kabupaten Siak dan menjadikan lebih baik dan maju ke depannya tanpa meninggalkan sejarah, adat dan budaya yang menjadi identitas kita selama berabad abad,’’ kata Indra Gunawan.
Peradaban yang lahir dari perjuangan dan kegemilangan menjadi tonggak sejarah bahwa dari Siak lahir pahlawan nasional patut menjadi teladan dan semua elemen bangkit mencintai Siak dan bersama membangun sesuai kapasitas masing-masing.
Inovasi dan kreativitas menjadi hal tak terpisahkan dalam menjalani hidup di era digital ini. Bersandar dari heroik atau kepahlawanan yang telah terpatri dalam hati, tentu semangat dan perjuangan menjadi inspirasi dan teladan dalam bersikap dan menjalani hidup saat ini dan di masa yang akan datang.
Kesadaran itu memang mesti dipupuk dan ditularkan kepada semua orang, sehingga lahir keinginan yang sama untuk menjadikan Siak ini maju dan berkembang tanpa pernah meninggalkan sejarah, adat dan budaya.