Hal tersebut sejalan dengan tema ASEAN 2023, ASEAN Matters: Epicentrum of Growth, Konjen Agustaviano menekankan kembali signifikansi kerja sama Indonesia-Vietnam sebagai pemain vital di kawasan.
“Populasi kedua negara mencakup 60 persen populasi ASEAN dan kekuatan ekonomi Indonesia-Vietnam jika digabungkan mencapai 45 persen total ekonomi ASEAN,” kata Konjen Agustaviano.
Seni dan budaya dipandang sebagai media yang tepat untuk saling mengenal dan memahami satu sama lain. Untuk itulah kegiatan temu bisnis ini juga menghadirkan kolaborasi pertunjukan seni budaya Indonesia dan Vietnam.
Sementara itu Assoc. Prof. Phan Th? H?ng Xuân, Presiden VAFA, menggarisbawahi pentingnya soliditas masyarakat kedua negara. Kedekatan hubungan antar masyarakat Indonesia dan Vietnam, diyakini akan mendongkrak produktivitas kerja sama ekonomi.
Dalam sesi pertunjukan, penonton disuguhi penampilan musik dari musisi Vietnam, peragaan busana Ao Dai (pakaian tradisional khas Vietnam), wayang kulit yang dipadu dengan Tari Bali, serta ditutup dengan orkestra angklung yang tak ketinggalan membawakan beberapa lagu populer Vietnam seperti Saigon Dep Lam.
Sesi interaksi angklung yang mengajak penonton untuk memainkan instrumen bambu asal Jawa Barat itu berlangsung meriah. Penonton terlihat antusias mengikuti arahan instruktur dari Saung Angklung Udjo yang didatangkan langsung dari Bandung.
Untaian nada indah yang tercipta dari harmonisasi angklung, maupun aksi drama teatrikal wayang kulit dan indahnya lenggok Penari Bali, mampu menghidupkan suasana teater VOH dan menjadi pertunjukan atraktif yang relatif baru dan berbeda bagi publik Vietnam.