BudayaRiau

Ombak Bono Sebagai Inspirasi Karya Tari

247
×

Ombak Bono Sebagai Inspirasi Karya Tari

Sebarkan artikel ini

Seni Pertunjukan

PEKANBARU, LITERASIAKTUAL.COM – Siapa yang tidak mengenal dengan wisata ombak bono di Pelalawan. Bono, gelombang atau ombak yang terjadi di Muara Sungai Kampar, Kab. Pelalawan.

Pada tahun 2019, seorang koreografer muda Faizal Andri menjadikan Bono sebagai inspirasi dalam berkarya.

Advertisement
Scroll kebawah untuk baca berita

“Salah satu wisata yang terkenal di Riau itu yaitu Bono. Kudo dulu, masyarakat akan meyakini bahwa ombak yang datang membentuk kuda jantan, yang selalu bermain saat bulan purnama. Dia ombak tetapi seperti kuda yang bermain membuat menarik hati orang lain. Bono juga diyakini sebagai benteng untuk pejajahan masuk. karena hal itu, membuat Belanda penasaran. oleh karena itu, Belanda menembak satu kudo jantan. jadi ada barisan paling depan, itu yang ditembak Belanda menggunakan meriam. maka saat ini, ombak bono hanya tinggal 6 (enam) padahal pada saat dahulu terdiri dari 7 (tujuh)”, sebab itu judul dari karya ini “Kudo Bono”, Ungkap Faizal

ombak bono

Penggarapan karya tari Kudo Bono yang muncul dari fenomena tersebut terdiri dari 9 penari, karena koreografer ingin memperlihatkan komposisi yang terdiri dari 7(tujuh) ombak, sedangkan 2 (dua) lagi sebagai pihak Belanda yang datang. Koreografer mengutamakan Penari laki-laki dalam tarian ini karena ingin memunculkan tentang Kudo Jantan.

Pada awal karya koreografer mentransformasikan kepada penari melalui bentuk-bentuk gerak, sehingga seperti melihat gelombang. Teknik yang terdapat dalam komposisi garapan  kudo bono juga mengandung unsur serempak (unision), berurutan (canon), berselang-seling (alternate), berimbang (balance), dan terpecah (broken). serta menggunakan desain atas dan desain bawah.

Hingga ketengah karya gelombang muncul berasal dari kain yang tidak terlihat karena berada dalam songket (jenis kain tenunan tradisional rumpun melayu salah satunya di Indonesia). Di menit berikutnya penari terlihat menjadi seperti kuda. setelah itu, muncul peristiwa dari Belanda datang untuk melihat dan menembak gelombang hingga bono menjadi 6 (enam) gelombang.

Faizal Andri (Koreografer) ; Nanda Putra (Komposer); Robi Alvin, Fahturrahman, Said Ilham, Mohammad Azis, Dwi giliadzhari, Iis, Rizkinadi Pratama, Rafki Wahyudi (Penari);
Syahira, Mhd. Adryan Gigs, Ilham Fickry, Syahendra, Wahyudi Roby, Ridho, Ferdi Imam, dan Yuskam Jasdono (Pemusik).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *